MODUL KD.2 MENGKLASIFIKASI ALAT PEMADAM API RINGAN (SMK OTOMOTIF-DASAR OTOMOTIF-TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF)
MENGKLASIFIKASI ALAT PEMADAM API RINGAN
Kompetensi Dasar
3.2 Mengklasifikasi Alat Pemadam
Api Ringan (APAR)
4.2 Menerapkan
Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Tujuan Pembelajaran
Melalui
model discovery learning, peserta
didik dapat Menjelaskan tentang
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) sesuai dengan petunjuk
yang diberikan dengan teliti.
Langkah-Langkah
Pembelajaran
1. Guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan menayangkan kembali video tentang Alat - Alat Pemadam
Api Ringan (APAR) serta Prosedur penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
2. Peserta
didik mengamati video yang ditayangkan (rasa ingin tahu) dan berdiskusi dengan kelompoknya masing masing (kerjasama
dan teliti)
3. Peserta
didik mempresentasikan tentang Alat -
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) serta Prosedur penggunaan nya (disiplin dan tanggung jawab)
4. Peserta
didik menyimpulkan materi pelajaran dengan bimbingan guru
A. PENGETAHUAN UMUM PENGGOLONGAN KELAS KEBAKARAN
Penggolongan
Kelas-kelas Kebakaran. Di Indonesia menganut klasifikasi yang ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi N. Per. 04/ MEN/ 1980. Yang
pembagianya sebagai berikut :
1. Kelas A
Kebakaran yang
disebabkan oleh benda-benda padat selain logam yang kebanyakan tidak dapat terbakar dengan
sendirinya, misalnya kertas, kayu, plastik, karet, busa dan lain-lainnya.
Kebakaran kelas A ini adalah akibat panas yang datang dari luar,
molekul-molekul benda padat terurai dan membentuk gas dan gas inilah yang
terbakar. Hasil kebakaran ini menimbulkan panas dan selanjutnya mengurai lebih
banyak molekul-molekul dan menimbulkan gas yang terbakar. Sifat utama dari kebakaran
benda padat adalah bahan bakarnya tidak mengalir dan sanggup menyimpan
panas yang banyak sekali dalam bentuk bara. Bahan-bahan yang dimaksud
seperti bahan yang mengandung selulosa, karet, kertas, berbagai jenis plastic
dan serat alam. Prinsip pemadaman jenis ini adalah dengan cara menurunkan suhu
dengan cepat. Jenis media yang cocok adalah menggunakan air.
2. Kelas B
Kebakaran yang
disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan, misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus,
alkohol dan lain-lainnya. Di atas cairan pada umumnya terdapat gas dan gas
ini yang dapat terbakar pada bahan cair ini suatu bunga api kecil sanggup
mencetuskan api yang akan menimbulkan kebakaran. Sifat cairan ini adalah
mudah mengalir dan menyalakan api ke tempat lain. Prinsip pemadamannya dengan
cara menghilangkan oksigen dan megnhalangi nyala api. Jenis pemadamam yang
cocok adalah dengan menggunanakan busa.
3. Kelas C
Kebakaran pada
peralatan listrik yang bertegangan, yang mana sebenarnya kebakaran kelas C ini tidak lain dari kebakaran kelas A dan B
atau kombinasi dimana ada aliran listrik. Apabila aliran listrik
diputuskan maka akan berubah apakah kebakaran kelas A atau B. kebakaran
Kelas C perlu diperhatikan dalam memilih jenis media pemadam yaitu yang tidak menghantar
listrik untuk melindungi orang yang memadamkan kebakaran dari aliran listrik.
Biasanya menggunakan C02 atau Halon
4. Kelas D
Kebakaran yang
disebabkan oleh benda-benda yang berupa benda logam, seperti logam Magnesium, Natrium ( sodium ),
calsium, kalium (potasium) dan lain-lain. Kebakaran logam memerlukan pemanasan
yang tinggi dan akan menimbulkan temperature yang sangat tinggi pula. Untuk
memadamkan pada kebakaran logam ini perlu dengan alat atau media khusus.
Prinsipnya dengan cara melapisi permukaan logam yang terbakar dan
mengisolasinya dari oksigen.
Menurut
Depkidnas (2003), media pemadam menurut fasenya dibagi menjadi 3 macam :
a. Media Pemadaman
Jenis Padat
Media pemadaman
jenis padat terbagi dalam beberapa jenis, antara lain :
1)
Pasir dan Tanah
Fungsi utama
ialah membatasi menjalarnya kebakaran, namun untuk kebakaran kecil dapat
dipergunakan untuk menutupi permukaan bahan bakar yang terbakar sehingga
memisahkan udara dari proses nyala yang terjadi dengan demikian nyalanya akan
padam.
2)
Tepung Kimia
Menurut kelas
kebakaran yang dipadamkan, maka tepung kimia dibagi sebagai berikut:
·
biasa (regular),
kebakaran yang dipadamkan adalah kebakaran cairan, gas dan listrik.
·
Terpung kimia
serbaguna (multipurpose). Tepung ini dikenal sebagai tepung kimia ABC. Tepung
sangat efektif untuk memadamkan kebakaran kelas A,B,C : misalnya minyak, kayu,
gas dan listrik.
·
Tepung kimia
kering (khusus), tepung kimia khusus atau tepung kimia kering untuk memadamkan
logam.
Cara kerja
tepung kimia dalam memadamkan api
ü
Secara fisik
yaitu dengan mengadakan pemisahan atau penyelimutan dengan uap bahan bakar.
Semua tepung mempunyai cara kerja fisik seperti ini.
ü
Secar kimiawi
yaitu memutus rantai reaksi pemadaman dimana partikel-partikel tepung kimia
tersebut akan menyerap radikal hidroksil dari api.
b. Media Pemadaman
Jenis Cair
Media pemadam
jenis cari terbagi kedalam beberapa jenis, antara lain :
1. Air
Dalam pemadaman
kebakaran air adalah media pemadam yang paling banyak digunakan,hal ini
dikarenakan air mempunyai keuntungan antara lain:
ü Mudah didapat dalam jumlah banyak
ü Harganya murah
ü Mudah disimpan diangkut dan dialirkan
ü Dapat dipancarakan
Air dalam
pemadaman bekerja secara fsik yaitu:
ü
Mendinginkan
Air mempunyai
daya penyerapan panas yang cukup tinggi, dalam hal ini berfungsi sebagai
pendingain
ü
Menyelimuti
Air yang
tertekan panas berubah menjadi uap dan uap tersebut yang menyelimuti bahan
bakar yang terbakar. Dalam penyelimutan ini air cukup efektif.
2. Busa
Berdasakan kelas
kebakaran, maka busa dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain :
Ø Busa regular
Yaitu busa yang
hanya mempu memadamkan kebakaran yang berasal dari bahan bahan cairan bukan
pelarut.
Ø Busa serbaguna
Busa ini juga
sebagai busa anti alcohol yang dapat memadamkan kebakaran yang berasal dari
carian pelarut seperti :alcohol, either, atau zat carian yang melarut.
Berdasakan cara
terjadinya, maka busa dibagi menjadi:
v
Busa kimia
Busa ini terjadi
karena adanya proses kimia, yaitu percampuran bahan bahan kima.
v
Busa mekanik
Busa ini terjadi
karena proses mekanis yaitu berupa adukan dari bahan-bahan pembuat busa yang
terjadi dari carian busa dan udara. Untuk melaksanakan proses pembuatan busa
dipergunakan alat-alat pembuat busa. Proses pebuatanya yaitu pada air
dicampuarkan carian busa hingga membentuk larutan busa. Karena proses adukan
atau penguapan udara kedalam larutan busa maka terbentuklah busa mekanik.
c. Media Pemadaman
Jenis Gas
Media pemadam
jenis gas akan memadamkan api secara fisik yaitu pendinginan dan penyelimutan.
B. MENGIDENTIFIKASI ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
Definisi Alat
Pemadam Api Ringan
Alat Pemadam Api
Ringan) adalah alat pemadam api berbentuk
tabung (berat maksimal 16 kg) yang mudah dilayani/ dioperasikan oleh satu orang
untuk pemadam api pada awal terjadi kebakaran (APAR, Petrokimia, 1988). APAR (Alat Pemadam Api
Ringan) sebagai alat untuk memutuskan atau memisahkan rantai tiga unsur (sumber
panas, udara dan bahan bakar). Dengan terpisahnya tiga unsur tersebut,
kebakaran dapat dihentikan (Gempur Santoso, 2004).
Tipe Konstruksi
APAR (Alat Pemadam Api Ringan )
Apar memiliki dua
tipe konstruksi (Depnaker, 1995), antara lain :
A.
Tipe Tabung Gas (Gas
Container Type)
Adalah suatu
pemadam yang bahan pemadamnya di dorong keluar oleh gas bertekanan yang dilepas
dari tabung gas.
B.
Tipe Tabung
bertekanan tetap ( Stored Preasure Type)
Adalah suatu
pemadam yang bahan pemadamnya didorong keluar gas kering tanpa bahan kimia
aktif atau udara kering yang disimpan bersama dengan tepung pemadamnya dalam
keadaan bertekanan.
Jenis APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Alat Pemadam Api Ringan memiliki beberapa jenis antara
lain sebagai berikut :
a. APAR Jenis Air
( water)
Sejak dulu air digunakan untuk memadamkan kebakaran
dengan hasil yang memuaskan ( efektif dan ekonomis ) karena harganya relatif
murah, pada umumnya mudah diperoleh, aman dipakai, mudah disimpan dan
dipindahkan. APAR jenis air terdapat dalam bentuk stored pressure
type (tersimpan bertekanan) dan gas cartridge type (tabung gas). Sangat baik
digunakan untuk pemadaman kebakaran kelas A.
b. APAR Jenis Busa (foam)
Jenis busa adalah bahan pemadam api yang efektif untuk
kebakaran awal minyak. Biasanya digunakan dari bahan tepung aluminium sulfat
dan natrium bicarbonat yang keduanya dilarutkan dalam air. Hasilnya adalah busa
yang volumenya mencapai 10 kali lipat. Pemadaman api oleh busa merupakan sistem
isolasi, yaitu untuk mencegah oksigen untuk tidak ikut dalam reaksi.
c. APAR Jenis Tepung
Kimia Kering (Dry Chemical Powder )
Bahan pemadam api serbuk kimia kering ( Dry Chemical
Powder ) efektif untuk kebakaran B dan C bisa juga untuk kelas A. Tepung serbuk
kimia kering berisi dua macam bahan kimia, yaitu:
(1) Sodium
Bicarbonate dan Natrium Bicarbonate
(2) Gas CO2 atau
Nitrogen sebagai pendorong
Khusus untuk pemadaman kelas D (logam) seperti
magnesium, titanium, zarcanium, dan lain-lain digunakan metal-dry-powder yaitu
campuran dari Sodium, Potasium dan Barium
Chloride.
d. APAR Jenis Halon
Alat Pemadam Api Ringan jenis Halon efektif untuk
menanggulangi kebakaran jenis cairan mudah terbakar dan peralatan listrik
bertegangan (kebakaran kelas B dan C). Bahan pemadaman api gas Halon biasanya terdiri
dari unsur-unsur kimia seperti : chlorine, flourine, bromide dan
iodine.
Macam-macam Halon
antara lain:
(1) Halon 1211
Terdiri dari unsur
Carbon (C), Fuorine (F), Chlorine (Cl), Bromide (Br). Halon 1211 biasa disebut
Bromochlorodifluormethane dan lebih populer dengan nama BCF. Biasanya APAR Alat
Pemadam Api Ringan) jenis BCF dipasang di bangunan gedung, pabrik dll (Petrokimia
Gresik, 1988).
(2) Halon 1301
Terdiri dari unsur
Carbon (C), Fuorine (F) dan Bromide (Br) sehingga Halon
1301 juga disebut Bromotrifluormethane atau BTM.
e. APAR Jenis Gas
Pasca Halon
Setelah
ditemukannya lubang pada lapisan Ozone atmosfir bumi oleh The British
Artic Survey Team (1982), dimana salah satu unsur yang merusak Ozone
tersebut adalah gas Halon, maka sesuai perjanjian Montreal (Montreal
Protocol – Canada) gas halon tidak boleh diproduksi terhitung 1 Januari
1994. Halon 1301 memiliki potensi merusak lapisan Ozone sebesar 16%. Adapun
selain merusak lapisan Ozone, beberapa dampak negatif dari unsur pembentuk
Halon antara lain :
(1) Fuorine
Non – metal sangat
reaktif dan mudah bereaksi dengan elemen lain.
(2) Chlorine
(a) Gas sangat
beracun
(b) Bila bercampur
dengan air membentuk acid dan hydrocloric.
(c) Berupa elemen
yang sangat reaktif serta bersifat oksidator.
(d) Dapat
menimbulkan bahaya peledakan bila tercampur turpentine, ether, gas amonia,
hydrocarbon, hydrogen dan bubuk metal.
(e) Bila bereaksi
dengan acetylene menimbulkan akibat yang sangat hebat.
(3) Bromide
(a) Unsur ini pada
temperatur ruang bisa melepas uap berbahaya.
(b) Cairannya bisa
menimbulkan bahaya terbakar bila kontak langsung dengan kulit.
(c) Bersifat
oksidator dan dapat menimbulkan bahaya kebakaran pada bahanbahan terbakar bila
terjadi kontak.
(4) Iodine
(a) Berwarna
violet gelap, bentuk padatan akan menyublim dengan cepat serta melepas uap
beracun dan dapat bereaksi dengan bahan oksidator.
(b) Tidak dapat
larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol sebagai obat antiseptik.
f. APAR Jenis CO2
Bahan pemadam jenis CO2 efektif untuk memadamkan
kebakaran kelas B (minyak) dan C ( listrik ). Berfungsi untuk mengurangi kadar
oksigen dan efektif untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di dalam
ruangan (indoor) pemadaman dengan menggunakan gas arang ini dapat
mengurangi kadar oksigen sampai di bawah 12 %.
C. MENERAPKAN PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN
Proses Pemeriksaan
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Menurut Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 04/ MEN / 1980 setiap APAR harus
diperiksa 2 ( dua ) kali dalam setahun, yaitu:
a. Pemeriksaan
dalam jangka 6 ( enam ) bulan, pemeriksaan tersebut meliputi:
· Berisi
atau tidaknya tabung, berkurang atau tidaknya tekanan dalam tabung, rusak atau
tidaknya segi pengaman cartridge atau tabung bertekanan mekanik penembus segel.
· Bagian-bagian
luar dari tabung tidak boleh cacat termasuk handel dan label harus selalu dalam
keadaan baik.
· Mulut
pancar tidak boleh tersumbat dan pipa pancar yang terpasang tidak boleh retak
atau menunjukkkan tanda-tanda rusak.
· Untuk
alat pemadam api ringan cairan atau asam soda, diperiksa dengan cara mencampur
sedikit larutan sodium bicarbonat dan asam keras di luar tabung, apabila reaksi
cukup kuat, maka APAR tersebut dapat dipasang kembali.
· Untuk
APAR jenis busa dapat diperiksa dengan mencampur sedikit larutan
sodium bicarbonat dan alumunium sulfat di luar tabung, bila sudah cukup
kuat maka APAR tersebut dapat dipasang kembali.
· Untuk
APAR jenis CO2 harus diperiksa dengan cara menimbang serta
mencocokkan dengan berat yang tertera pada APAR tersebut, bila kekurangan berat
10 % tabung APAR tersebut harus diisi kembali sesuai
dengan berat yang ditentukan.
b.
Pemeriksaan dalam
jangka 12 bulan.
Untuk pemeriksaan
dalam jangka 12 bulan sekali dilakukan seperti pemeriksaan jangka 6 bulan namun
ada beberapa tambahan pemeriksaan sebagai berikut :
Ø
Isi alat pemadam
api harus sampai batas permukaan yang telah ditentukan.
Ø
Pipa pelepas isi
yang berada dalam tabung dan saringan tidak boleh tersumbat atau buntu.
Ø
Ulir tutup kepala
tidak boleh cacat atau rusak, dan saluran penyemprotan tidak boleh tersumbat.
Ø
Peralatan yang
bergerak tidak boleh rusak, dapat bergerak dengan bebas,
mempunyai rusuk atau sisi yang tajam dan bak gesket atau paking harus masih
dalam keadaan baik.
Ø
Gelang tutup
kepala harus masih dalam keadaan baik.
Ø
Bagian dalam dari
alat pemadam api tidak boleh berlubang atau cacat karena karat.
Ø
Untuk jenis cairan
busa yang dicampur sebelum dimasukkan larutannya harus dalam keadaan baik.
Ø
Untuk jenis cairan
busa dalam tabung yang dilak, tabung harus masih dilak
dengan baik.
Ø
Lapiran pelindung
diri tabung gas bertekanan, harus dalam keadaan baik.
Ø
Tabung gas
bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan kapasitasnya.
Prosedur penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
v
Prosedur
penggunaan Alat Pemadam Api Ringan jenis air /Water dan jenis Foam antara lain
sebagai berikut:
1.
Ambil APAR dari
tempatnya dengan tangan kanan memegang bagian bawah APAR.
2.
Balik APAR agar
tercampur antara bahan pendorong dan media pemadam.
3.
Tarik pin/putus
segel pengaman pada pin operating lever.
4.
Berdiri pada jarak
30-40 feet dari api.
5.
Coba keandalan
APAR sebelum diarahkan ke sasaran.
6.
Letakkan APAR
dengan keadaan terbalik pada lantai.
7.
Arahkan ke
bawah/dasar api.
8.
Semprotkan dari
sisi ke sisi/kibaskan media pemadam api pada dasar nyala api sehingga oksigen
tidak dapat ikut reaksi.
v Prosedur penggunaan Alat Pemadam Api Ringan jenis CO2
, Tepung Kimia Kering (Dry Chemical Powder) dan Halon antara
lain sebagai berikut:
1. Ambil APAR dari tempatnya.
2. Berdiri pada jarak 2-2,5 m dari api.
3. Tarik pin/putus segel pengaman pada pin operating
lever.
4. Coba keandalan APAR sebelum diarahkan ke sasaran.
5. Arahkan ke bawah/dasar api.
6. Semprotkan dari sisi ke sisi/kibaskan media pemadam
api pada dasar nyala api sehingga oksigen tidak dapat ikut reaksi.
Hal yang perlu
diketahui dalam penggunaan APAR :
ü Perhatikan arah angin (usahakan badan/muka menghadap
searah dengan arah angin) supaya media pemadam benar-benar efektif menuju ke
pusat api dan jilatan api tidak mengenai tubuh petugas pemadam.
ü Perhatikan sumber kebakaran dan gunakan jenis APAR yang sesuai
dengan klasifikasi sumber kebakaran.
Rekomendasi tempat meletakan APAR yang baik
Berikut tempat yang direkomendasikan untuk diletakanya
APAR antara lain :
·
Diletakan pada
jalur jalan keluar.
·
Dekat dengan pintu
dan diberi label yang mudah dibaca serta terlihat dengan jelas.
·
Cukup dekat dengan
daerah yang berbahaya.
·
Bila diletakan
pada gantungan (hanger), tinggi handle atau pegangan dari lanti kurang lebih
120 cm.
·
Untuk gedung
bertingkat usahakan posisi diletakanya APAR adalah pada posisi yang sama
diletakan pada sudut-sudut gang (koridor) atau dekat pintu tangga.
DAFTAR PUSTAKA
Harlinanto Aghatha A.
2015. Alat Pemadam Api Ringan dan Jalur Evakuasi Serta Penanggulangan.
Semarang. UNNES.
Isnaeni Sholihah.
2009. Alat Pemadam Api Ringan dan Instalasi Hydrant Sebagai Salah Satu Upaya
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Di Area Pabrik I PT.Petrokimia Gersik.
Surakarta . UNS.
Modul Alat Pemadam
Api Ringan (APAR).
Bonus Casino and Jungle Raja do, nonetheless, offer a No Deposit Casino Bonus in India. While the 50% fee rate is not unhealthy in any respect, some casinos do offer commissions as excessive as 60%. There are a total of six tiers, with the most 토토사이트 primary one starting at 25%.
ReplyDelete