Modul KD 3.6 Memahami Cara Kerja Engine 2 & 4 Langkah (TDO) SMK TEKNIK OTOMOTIF
MEMAHAMI CARA KERJA ENGINE 2 LANGKAH (STROKE)
DAN 4 LANGKAH (STROKE)
Pembakaran
Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe mesin pembakaran didalam yaitu:
- Udara
- Bahan bakar
- Pengapian
Pada mesin bensin lentikan bunga api dari busi akan menyebabkan campuran bahan bakar dengan udara terbakar didalam ruang bakar. Tekanan yang tinggi akan terjadi akibat dari pembakaran tersebut sehingga mendorong torak bergerak kebagian bawah silinder.
Pada mesin disel udara yang ada didalam silinder dikompresikan hingga pada tekanan yang tinggi dan menghasilkan temperatur yang dapat membakar bahan bakar disel yang disemprotkan ke udara yang bertemperatur tinggi tersebut, dan pembakaran terjadi pada ruang bakar Tekanan yang tinggi akibat pembakaran akan mendorong torak kebagian bawah silinder.
Akibat proses pembakaran maka pipa pengeluaran (knalpot) akan mengeluarkan unsur-unsur seperti berikut:
- Air
- Karbon
dioksid
- Karbon
monoksid
- Nitrogen oksid
Karbon monoksid, adalah sangat berbahaya pada kesehatan sebab pada batas tertentu dapat menyebabkan kematian. Campuran Stoisiometrik adalah keadaan gambaran ketepatan perbandingan udara dan bahan bakar yang diukur berdasarkan berat, bilamana diharapkan bensin dapat terbakar secara sempurna. Perbandingan antara bahan bakar dengan udara adalah
14,7 : 1 artinya adalah 14,7 kg udara bercampur dengan 1kg bahan bakar.
Campuran kurus adalah gambaran keadaan bilamana udara yang masuk kedalam silinder terlalu banyak ataupun bahan bakar yang masuk terlalu sedikit pada tahapan pembakaran. (Temperatur nyala bakar akan sangat tinggi dan menyebabkan mesin rusak.)
Campuran gemuk adalah gambaran keadaan bilamana udara
yang masuk kedalam silinder terlalu sedikit ataupun bahan bakar yang masuk
terlalu banyak pada tahapan pembakaran. (Pembakaran dengan temperatur yang
rendah akan menhasilkan karbon hitam yang tidak terbakar.)
Keselamatan
Apabila mesin dihidupkan pada
ruang terbatas, didalam bengkel, maka system pembuangan gas bekas harus
dipasangkan pada pipa buang mesin (knalpot) agar gas bekas tersebut dapat
terbuang ke udara bebas (diluar).
Gambar 1. Karbon monoksid adalah berbahaya
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam tindakan pencegahan kecelakaan kerja sebelum maupun pada saat bekerja pada kenderaan adalah:
1.
Apabila mesin dalam keadaan bekerja (hidup) maka
sambungkanlah system pembuangan gas bekas pada pipa pembuangan kenderaan
(knalpot)
2 Memberi
ganjal pada roda dan yakinkan rem tangan dalam keadaan bekerja juga gigi
transmisi pada posisi bebas (untuk transmisi manual posisi netral dan untuk
transmisi otomatis pada posisi parkir)
3 Menggunakan
pembungkus bodi.
4 Hati-hati
dan hindarilah komponen yang bergerak maupun komponen yang panas.
5` Menghindari
adanya benda logam yang terkena atau tersambung pada terminal batere.
6 Apabila
jenis kenderaan yang dikerjakan adalah jenis kabnya dapat diangkat maka berilah
batang penyanggah pada kab tersebut.
Gambar
2. Selalu menggunakan batang penyangga untuk pengamanan
Komponen-komponen yang dapat menyebabkan kecelakaan bagi pekerja pada saat mesin beroperasi (hidup) adalah:
- Kipas pendingin mesin.
- Tali kipas dan fuly
- Manifol buang dan pipa buang
- Sistem pendinginan mesin
(radiator dan slang panas)
- Tegangan tinggi pada sistem pengapia
Bilamana diperlukan
kenderaan harus didongkrak karena akan bekerja dibawah kenderaan tersebut maka
sebelum kenderaan diangkat maka roda harus terlebih dahulu diganjal, dan memasang
penyanggah untuk menahan beratnya kenderaan.
Gambar 3. Mendongkrak dan mengganjal kenderaan
Apabila terdapat pekerjaan yang
menggunakan nyala api didalam bengkel tempat mengerjakan kenderaan yang
menggunakan bahan bakar LPG, maka tindakan pencegahan kecelakaan kerja berikut
ini harus diikuti:
Kenderaan yang menggunakan bahan bakar LPG harus diparkir dengan jarak 3 meter dari sumber nyala api. Apabila kita bekerja pada daerah yang terdapat nyala api yang berjarak 2 meter dan pekerjaan yang menggunakan nyala api tersebut tidak mungkin dihentikan maka tangki LPG harus dilepaskan dari kenderaan secara benar
Apabila mengontrol jumlah air pendingin dalam kondisi mesin panas, maka ikutilah hal-hal berikut guna mencegah kecelakaan kerja.
1. Jika
memungkinkan tunggulah mesin kenderaan hingga dingin setelah itu periksalah air
pendingin.
2. Menutup
tutup radiator dengan kain penutup yang sesuai untuk mencegah panas yang keluar
dari tutup radiator, dan secara perlahan-lahan bukalah tutup radiator dengan
memutarnya searah jarum jam hingga tekanan didalam radiator telah terlepas.
3. Menekan tutup radiator kebagian bawah berlawanan dengan pegas penekan dan selanjutnya putarlah tutup radiator searah jarum jam dan lepaskanlah tutup radiator tersebut.
Didalam bengkel sebaiknya mesin jangan dihidupkan tanpa
saringan udara terpasang, karena dapat saja ada benda yang terisap masuk dan
merusak mesin. Apabila terjadi nyala balik dari karburator maka saringan udara
akan mencegah kemungkinan kejadian kebakaran pada mesin tersebut.
Istilah (Mesin Reciprocating)
Istilah Titik Mati Atas (TMA) adalah bilamana torak berada pada bagian atas suatu langkah didalam silinder,yang mana posisi torak dekat pada kepala silinder.
Istilah Titik Mati Bawah (TMB) adalah bilamana torak berada pada bagian bawah suatu langkah didalam silinder, yang mana posisi torak dekat dengan poros engkol.
Istilah Langkah adalah berhubungan dengan operasi mesin yaitu jarak yang dilintasi torak dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB). Satu langkah torak adalah 180 derajat putaran poros engkol.
Cycle/Putaran adalah berhubungan dengan operasi mesin, yaitu suatu kerja dari star hingga berakhir dalam satu kejadian. Pada pengertian lain adalah suatu proses pada mesin hingga didapat satu kali usaha.
Penyelesaian dua
langkah putaran adalah 360 derajat dari putaran poros engkol atau satu kali
putaran poros engkol.
Konstruksi Mesin – Kepala silinder
Bahan yang digunakan pada kepala silinder kebanyakan adalah paduan aluminium atau besi tuang kelabu.
Paking kepala
silinder digunakan/dipasang diantara kepala silinder dengan blok silinder untuk
mencegah kebocoran gas ( pada langkah kompresi maupun langkah usaha), minyak
pelumas dan air pendingin.
Gambar4. Penempatan paking
kepala silinder
Banyaknya katup yang dipasang
pada mesin dapat saja bervariasi, tetapi sekurang-kurangnya ada satu katup
masuk dan satu katup buang, namun pada beberapa pabrik otomotif memasang dua
atau lebih untuk setiap jenis katup tersebut.
Katup masuk pada umumnya dibuat lebih besar sebab katup
ini berfungsi sebagai saluran pemasukan udara/campuran bahan bakar kedalam
silinder.
Gambar5.
Fungsi pegas katup
Gambar6.
Bubungan diatas kepala (OHC)
Katup terbuka akibat dari
gerakan bubungan yang terdapat pada poros bubungan yang langsung menekan ujung
batang katup, atau melalui lengan penekan maupun batang pendorong. Katup
dilengkapi dengan pegas katup yang berfungsi untuk membuat katup menutup
kembali setelah katup membuka dan bubungan berputar pada posisi tidak menekan
lagi ujung batang katup, sehingga tekanan pegas akan mengakibatkan katup
kembali pada posisi dudukan (menutup).
Pada umumnya ada
juga yang menggunakan dua buah pegas untuk setiap katup.
Baji pengunci
digunakan agar katup dan pegas katup dapat terpasang dalam satu kesatuan, dan
baji ini dipasangkan pada alur yang terdapat pada batang katup.
Gambar
7. Pemasangan katup
Penghantar
katup dicor menjadi satu dengan kepala silinder (Integral), tetapi ada juga
yang dipasang tidak dicor menjadi satu dengan kepala silinder, tetapi terpisah
dan dibuat dari bahan yang kuat agar tidak mudah aus (Dapat dilepas).
Untuk mencegah oli
pelumas yang masuk melalui penghantar katup maka dipasangkan oli sil, yang
ditempatkan pada batang katup didepan baji pengunci, selanjutnya akan mencegah
oli dari lengan penekan masuk kedalam ruang bakar.
Gambar
8. Oli Sil
Pada sebagian besar mesin penetelan dilakukan pada celah
katup, tetapi untuk jenis mesin yang menggunakan tappet hidrolik celah tersebut
tidak perlu distel, karena telah menyetel sendiri, namun untuk jenis mesin yang
celahnya harus distel adakalanya penyetelan dilakukan pada mur penyetel atau
dengan menggunakan sim.
Gambar
9. Pengikut Bubungan
Konstruksi Mesin – Blok Silinder
Komponen mesin yang bekerja
secara bolak balik (Naik turun) adalah:
- Torak
- Batang Torak
- Katup
- Batang Pendorong (Jika ada)
Komponen mesin yang
bekerja dengan gerakan putar adalah:
- Poros Engkol
- Poros Bubungan
- Roda Penerus
Pada sisi salah
satu bantalan utama dipasangkan bantalan thrust (bantalan bulan) yang berfungsi
untuk mengontrol gerak ambang (gerak ujung) poros engkol.
Tappet atau lifter
bekerja mengikuti gerak dan bentuk poros bubungan.
Jenis tappet atau
lifter yang umum digunakan adalah:
1. Jenis
mekanik (solid)
2. Jenis
Hidrolik
Roda penerus berfungsi untuk menyimpan energi kinetik, juga sebagai tempat duduknya kopling dan ring gear untuk starter.
Gambar
10. Penempatan cincin torak
Fungsi cincin torak adalah untuk
mencegah kebocaran gas dari ruang bakar ke ruang engkol. Pada umumnya terdapat
dua buah cincin kompresi untuk setiap torak.
Gambar
11. Cincin torak
Fungsi cincin oli adalah untuk
mengontrol dan mengikis oli dari dinding silinder dan selanjutnya oli tersebut
jatuh kembali kedalam panic oli (karter). Untuk setiap torak dipasangkan satu
buah cincin oli. Lobang atau coakan yang terdapat dibagian belakang cincin oli
berguna untuk mempermudah pengaliran oli yang dikikis cincin dari dinding
silinder kembali ke panci oli.
Mesin 4 langkah adalah mesin yang membutuhkan 720 derajat
engkol atau membutuhkan dua kali putaran poros engkol untuk memperoleh satu
kali usaha.
Operasional – Mesin Bensin 4 Langkah
Gambar
12. Mesin dengan pengapian busi (mesin bensin)
Gambar 13. Proses kerja mesin dengan pengapian busi (mesin bensin)
Langkah |
Pemasukan |
Kompresi |
Usaha |
Pembuangan |
Arah gerakan torak |
Kebawah |
Keatas |
Kebawah |
Keatas
|
Posisi katup buang |
Menutup |
Menutup |
Menutup |
Membuka |
Posisi katup masuk |
Membuka |
Menutup |
Menutup |
Menutup |
Muatan didalam silinder |
Campuran bahan bakar dengan udara |
Campuran bahan bakar dengan udara |
Pembakaran gas |
Gas bekas pembakaran
|
Volume didalam silinder |
Bertambah |
Berkurang |
Bertambah |
Berkurang
|
Temperatur di dalam silinder |
Rendah |
Tinggi |
Sangat tinggi |
Tinggi |
Tekanan didalam silinder |
Dibawah atmospir |
Diatas atmospir |
Sangat tinggi |
tinggi |
Operasional - Mesin Disel 4 Langkah
Gambar
14. Mesin dengan pengapian kompresi (mesin disel)
Langkah |
Pemasukan |
Kompresi |
Usaha |
Pembuangan |
Arah gerakan torak |
Keatas |
Kebawah |
Keatas |
Keatas |
Posisi katup buang |
Menutup |
Menutup |
Menutup |
Membuka |
Posisi katup masuk |
Membuka |
Menutup |
Menutup |
Menutup |
Muatan didalam silinder |
Campuran bahan bakar dengan udara |
Campuran bahan bakar dengan udara |
Pembakaran gas |
Gas bekas pembakaran |
Volume didalam silinder |
Bertambah |
Berkurang |
Bertambah |
Berkurang |
Temperatur di dalam silinder |
Rendah |
Tinggi |
Sangat tinggi |
Tinggi |
Tekanan didalam silinder |
Dibawah atmospir |
Diatas atmospir |
Sangat tinggi |
tinggi |
Konstruksi
Mesin Rotari
Perbedaan utama antara mesin
rotari dengan mesin gerak bolak-balik adalah, jenis mesin rotary menggunakan
rotor segitiga (torak berputar) dengan 3 buah ruang bakar untuk setiap rotor.
Jenis ini tidak memiliki komponen dengan cara kerja bolak balik.
Jenis mesin dengan
cara kerja bolak balik menggunakan cincin torak sebagai perapat antara torak
dengan dinding silinder, sementara mesin rotary
menggunakan sil apek pada setiap ujung segitiga dari rotor . Sisi dari rotor
adalah sebagai perapat antara rotor dengan rumah rotor.
Gambar
15. Mesin rotary wankel
Didalam satu kali putaran penuh pada mesin rotary, akan
menghasilkan 3 langkah usaha.
Mesin rotary 4
langkah:
- Pemasukan
- Kompresi
- Ekspansi (usaha)
- Pembuangan
Mesin
rotary menggunakan lobang saluran sebagai pengganti katup masuk dan katup buang
Bentuk
geometris dari rumah rotor pada mesin rotary dikenal dengan epitrochoid.
Poros ecentris pada mesin rotary
berperan hampir sama dengan poros engkol pada mesin dengan cara kerja bolak
balik.
Operasional Kerja
Mesin Rotari
Gambar
16. Cara kerja mesin rotary
Konstruksi Mesin
2 Langkah
Gambar
17. Mesin 2 langkah
Bantalan gulung atau tipe
busing lunak dipasangkan pada ujung kecil (small end) batang torak dan bantalan
gulung pada ujung besar (big end) batang torak. Bantalan gulung juga dipasang
pada poros engkol (main journal).
Cincin torak pada mesin 2 langkah dicegah agar tidak
dapat berputar pada alurnya hal ini untuk mencegah agar ujung cincin torak, tidak
tersangkut pada saluran-saluran yang terdapat pada blok mesin karena akan
mengakibatkan kerusakan.
Derajat putaran
engkol pada mesin 2 langkah adalah 360 derajat,atau satu putaran penuh poros
engkol untuk menhasilkan satu kali usaha.
Pelumasan pada
mesin 2 langkah ada yang dicampur langsung dengan bahan bakar didalam tangki
dan ada juga yang diinjeksikan pada campuran bahan bakar udara dari karburator.
Perbedaan pokok
antara ruang engkol mesin bensin 2 langkah dengan mesin bensin 4 langkah adalah
pada mesin bensin 4 langkah oli pelumas disimpan/ditampung pada ruang engkol
dan gas diruang engkolnya tidak diperlukan. Pada tipe mesin 2 langkah oli
pelumas tidak disimpan atau ditampung pada ruang engkol dan gas yang ada
didalam ruang engkol tidak boleh bocor (di sil rapat).
Cara Kerja
Mesin 2 Langkah
Gambar
18. Proses mesin 2 langkah
0 Response to "Modul KD 3.6 Memahami Cara Kerja Engine 2 & 4 Langkah (TDO) SMK TEKNIK OTOMOTIF"
Post a Comment