TREADED, FASTENER, SEALANT DAN ADHESIVE
MENGGUNAKAN TREADED, FASTENER, SEALANT DAN ADHESIVE
Kompetensi Dasar : Menggunakan Thread Fastener,
Sealant dan Adhesive.
Indikator :
1)
Mengindentifikasi Thread
dan fastener sesuai standar.
2)
Menggunakan berbagai
jenisthread fastenen, sesuai standar produk dan penggunaannya.
3)
Melakukan prosedur
torque, turn dan tightening sesuai spesifikasi.
4)
Memilih fastener dan
locking application sesuai standar produk dan service manual.
5)
Menggunakan sealant dan
adhesive pada proses pemliharaan sesuai standar produk.
A. Mur dan Baut
Baut
dan mur digunakan untuk mengencangkan part-part di berbagai macam area
kendaraan. Terdapat berbagai macam tipe baut dan mur tergantung pada
penggunaannya. Adalah penting untuk mengetahuinya agar dapat melakukan
perawatan dengan benar.
Gambar 1. Mur dan Baut
1. Jenis – jenis Mur dan
Baut
Gambar 2. Tipe Mur dan Baut
2. Nama Baut
Baut memiliki
nama-nama yang berbeda untuk mengidentifikasikan ukuran dan kekuatannya.
Baut-baut yang digunakan pada kendaraan dipilih menurut kekuatan dan ukurannya
yang dibutuhkan oleh masing-masing area tersebut. Oleh karena itu, mengetahui
nama-nama baut adalah salah satu dasar pelaksanaan perawatan.
Gambar 2. Nama Baut
Contoh:M 8 x 1.25-4T
M = Tipe alur
“M” kependekan dari alur
metrik tipe-tipe lain alur adalah “S” untuk alur kecil, dan “UNC” untuk alur
kasar yang disatukan.
8 = diameter luar
baut
1.25 = tinggi alur (mm)
4T = kekuatan
Nomor menunjukkan 1/10 dari
daya rentang minimum dalam unit of kgf/mm2, dan huruf adalah kependekan dari
“daya rentang”. Kekuatan distempelkan pada baut kepala.
3. Spesifikasi Pengerasan Baut
Gambar 4. Tabel Spesifikasi
Pengerasan Baut
4. Metode Pengencangan Baut
Gambar 5. Metode
Pengencangan Baut
Baut-baut dikencangkan dengan
kunci momen ke momen spesifikasi yang
tertera pada buku pedoman reparasi.
Adapun metode pengencangan
yang dapat dilakukan diantaranya:
1. Gunakan kunci momen,
kencangkan sebuah baut atau mur ke 15 Nm (150 kgf cm)
2. Gunakan kunci boxe
end (offset), kencangkan kembali dengan cara yang serupa.
5. Tipe-Tipe Baut
a. Baut Kepala Heksagonal
Gambar 6. Baut Kepala
Heksagonal
Baut kepala heksagonal adalah
tipe baut paling umum.beberapa diantaranya memiliki flange dan washer dibawah
kepala baut.
a. Tipe Flange
Gambar 6.a. Baut Kepala
Heksagonal Tipe Flange
Bagian kepala baut yang
mengalami kontak dengan part memiliki permukaan yang lebar untuk meredam
tekanan kontak yang digunakan kembali oleh kepala baut pada part. Ole
h karena
itu, ia lebih efektif dalam meminimalkan kemungkinan merusak part.
b.
Tipe Washer
Gambar 6.b. Baut Kepala
Heksagonal Tipe Washer
Keefektifannya serupa
dengan tipe flange. Ia juga efektif saat digunakan untuk mengencangkan part
yang memiliki lubang dengan diameter yanglebih lebar daripada kepala baut.
Tipe ini menggunakan washer pegas diantara kepala baut dan washer untuk
meminimalkan pengendoran baut.
b. Baut U
Gambar 7. Baut U
Baut-baut ini digunakan untuk
menyambungkan pegas-pegas daun pada axle. Mereka disebut “Baut-U” karena
bentuknya menyerupai huruf “U”.
c. Baut Tanam
Gambar 8. Baut Tanam
Baut-baut ini digunakan untuk
mencari part pada part lain atau untuk memudahkan perakitannya.
· Metode untuk Melepas
dan Mengganti Baut Tanam
Gambar 9. Metode Melepas
dan Mengganti Baut Tanam
Untuk mengencangkan
baut tanam, pasang dua mur pada baut tanam dan kencangkan bersama-sama. Lalu
putar untuk mengencangkan atau mengendorkan baut tanam. Teknik ini disebut
sebagai “mur ganda”.
Dengan teknik ini,
pengencangan dan penguncian ke dua mur terhadap satu dan yang lainnya
memungkinkan mur untuk melaksanakan fungsi kepala baut dari baut biasa. Adapun
metodenya adalah sebagai berikut:
Untuk memasang baut
tanam, putar bagian atas mur ke arah pengencangan.
Untuk
melepas baut tanam, putar bagian dasar mur ke arah pengendoran
d. Baut Plastic Region
Gambar 10. Baut Plastic
Region
Baut-baut plastic region, yang
menawarkan stabilitas dan tegangan axial yang tinggi, digunakan sebagai baut
kepala silinder dan baut-baut tutup bantalan pada beberapa mesin.Kepala baut
memiliki dan luar dodecagon (dalam dan luar).
§ Ketentuan Penggunaan
kembali Baut Plastic Region
Baut plastic region
mengubah dirinya sendiri menggunakan tenaga poros. Terdapat dua metode untuk
menentukan penggunaan kembali baut plastic region, yaitu:
1.
Ukur Penyempitan Baut
Gambar 11.a. Pengukuran Penyempitan
Baut Plastic Region
2.
Ukur Perpanjangan Baut
Gambar 11.b. Pengukuran
Perpanjangan Baut Plastic Region
·
Metode
untuk Mengencangkan Baut-Baut Plastic Region
Gambar 12. Metode
Pengencangan Baut Plastik Region
Metode untuk
mengencangkan baut plastic region berbeda dari dari pengencangan baut biasa.
Cara mengencangkan baut plastic region adalah sebagai berikut:
1.
Kencangkan
baut plastic region dengan menggunakan momen yang telah ditentukan.
2.
Letakkan
tanda cat pada bagian atas baut.
3.
Kencangkan
mengikuti petunjuk di buku pedoman reparasi.
4.
Untuk
mengencangkan baut plastic region adalah perlu untuk mengikuti petunjuk pada
buku pedoman reparasi karena terdapat dua tipe metode pengencangan untuk
baut-baut plastic region.
5.
Metode
dimana baut pertama-tama dikencangkan ke momen spesifikasi, dan
hanya tambahkan 90 derajat.
6.
Metode
dimana baut pertama-tama dikencangkan ke momen spesifikasi, dan kemudian
tambahkan dua pergerakan sebesar masing-masing 90 derajat, dengan total
pengencangan sebesar 180 derajat.
7.
Cara
pengencangan berdasarkan metode pengencangan baut plastic region, yaitu
kencangkan baut melampaui bagian elastis, dimana menaikkan bagian pada tegangan
axial dan sudut putaran baut.Lalu, klemkan pada plastic region, dimana hanya
sudut putaran baut saja yang berubah dan teganga axial baut tetap tidak
berubah. Metode pengencangan ini menurunkan ketidakmerataan tegangan axial pada
sudut putaran baut, dan meningkatkan tegangan axial yang stabil.
6. Tipe-Tipe Mur
a. Mur Heksagonal
Gambar 13.a. Mur Heksagonal
Mur tipe ini adalah yang
paling umum digunakan. Beberapa diantaranya memiliki flange dibawah mur.
b. Mur Bertutup
Gambar 13.b. Mur Bertutup
Mur-mur ini digunakan sebagai
mur-mur hub roda alumunium dan memiliki tutup ynag menutup alur-alurnya.
Mur-mur ini digunakan untuk mencegah agar ujung-ujung baut tidak berkarat atau
untuk tujuan estetika.
c. Castle Nut
(Mur Bergalur)
Gambar 13.c. Mur Bergalur
Mur-mur ini memiliki galur
silinder bergalur. Untuk mencegah agar mur tidak berputar dan menjadi kendor,
sebuah cotter pin dimasukkan ke dalam galur. Mur-mur ini digunakan pada
berbagai macam persambungan, seperti pada sistem kemudi.
B. Sealant
Ada dua tipe dari sealant yang digunakan pada
mobil, satu adalah seal static seperti gasket dan lainnya adalah seal dinamic
seperti oli seal.
Perhatikan gambar yang dibentuk dalam
penempatan gasket atau formed-in place gasket (FIPG) dengan seal static.
SEAL
STATIC
Seal static menghubungkan komponen secara
statis (diam) biasanya digunakan pada komponen statis. Yang fungsinya selain menghubungkan,
juga untuk mencegah kebocoran pelumas, cairan pendingin dan gas hasil
pembakaran. Salah satu contoh penggunaan seal static adalah Gasket Kepala
Selinder.
GASKET KEPALA SILINDER
Gasket kepala silinder (cylinder head gasket)
letaknya antara blok silinder dan kepala silinder, fungsinya untuk mencegah
kebocoran gas pembakaran, air pendingin dan oli. Gasket kepala silinder harus
tahan panas dan tekanan dalam setiap perubahan temperatur. Umumnya gasket
dibuat dari carbonclad sheet steel (gabungan carbon dengan lempengan baja)
karbon itu sendiri melekat dengan graphite, dan kedua-duanya berfungsi untuk
mencegah kebocoran yang ditimbulkan antara blok silinder dan kepala silinder,
serta untuk menambah kemampuan melekat pada gasket.
FORMED
IN PLACE GASKET (FIPG)
Lapisan FIPG menghubungkan
antara komponen-komponen dan menyebabkan melekat bersama dengan kuat. FIPG juga
tahan air, tahan kotoran, tahan kebocoran dan tahan karat. FIPG penggunaannya
luas pada mesin dan transmisi.
FIPG adalah perekat
setengah padat yang dimasukan dalam tube. Umumnya dibuat dari silicone. Atau
acrylate dan mengeras pada temperatur ruang.
Berikut ini kelebihan
gasket FIPG dari pada gasket yang terbuat dari kertas atau karet.
· Melekat pada semua permukaan yang dibentuk
dengan rata
· Diperlukan sedikit tenaga saat pembentukan
gasket, dan buat yang digunakan jangan sampai longgar setelah menempel
· Mudah dalam penyimpanan
(1) Syarat-Syarat FIPG
Agar dapat diandalkan merapatkan antara
komponen dengan komponen, maka FIPG harus mempunyai sifat antara lain seperti
berikut
· Elastisitasnya baik
· Melekatnya kuat
· Kekentalannya tidak berubah walaupun ada
perubahan temperatur
· Sedikit perubahan kualitas atau komposisi
dengan waktu yang lama untuk beberapa tahun
· Harus mudah dibersihkan dari komponen-komponen
yang dilepas
(2) Tipe FIPG
Saat ini ada beberapa tipe FIPG,
spesifikasinya terdapat dalam petunjuk service tertulis dibawah
Gambar di bawah memperlihatkan lokasi dan tipe
komponen dimana FIPG digunakan. Untuk penanganan yang tepat, ikutilah selalu
petunjuk pada buku pedoman reparasi dan gunakanlah FIPG dalam penempatan yang
benar.
(3) Penanganan dan Pencegahan FIPG
Ikuti catatan berikut ini bila menggunakan
FIPG
a.
Sebelum melapisi dengan
FIPG, bersihkan FIPG yang lama dengan bensin dan bersihkan area yang akan
diberikan seal dengan bensin putih atau material yang sejenis
b.
Gunakan FIPG yang sesuai.
Penggunaan FIPG yang berbeda akan memberikan perapat yang rendah dan
menyebabkan kebocoran oli
c.
Setelah menyambung
komponen-komponen dengan FIPG, jangan segera menambah oli atau
mengoperasikannya. Tabel berikut akan memperlihatkan, waktu yang diperlukan
untuk FIPG saat pengerasannya setelah komponen-komponen dihubungkan.
d.
Sebelum menyimpan FIPG,
tutuplah rapat-rapat tubenya
C. Adhesive
1. Pengertian
Perekat (Adhesive)
Definisi perekat menurut beberapa ahli
:
a.
Shield
(1970) mendefinisikan perekat sebagai suatu bahan yang dapat menyatukan
bahan-bahan lainnya melalui ikatan permukaan.
b.
Kennedy et all
(1984) mendefinisikan perekat sebagai unsur yang mampu menyatukan bahan
secara bersama melalui ikatan secara kimia atau secara mekanik.
c.
Salomon &
Schonlau (1951) mendefinisikan perekat sebagai bahan yg mampu
menyambungkan atau menyatukan kedua permukaan benda yg terpisah sehingga
mempunyai kekuatan yg memadai saat dikenai beban tertentu.
d.
Wake (1976) &
Ruhendi (1986) mendefinisikan perekat sebagai bahan yang mampu menyatukan
benda sejenis atau tidak sejenis melalui ikatan atau sentuhan permukaan &
menjadikan benda tsb memiliki sifat tahan terhadap usaha pemisahan.
2.
Istilah yang ada
dalam Adhesive
·
Adheren (substrat)
adalah bahan yang akan direkatkan.
·
Bonding adalah proses
perekatan
·
Adhesi adalah gaya
tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis.
·
Kohesi adalah gaya
tarik menarik antara molekul yang sejenis.
·
Tackifier adalah
bahan untuk menambah daya rekat adhesive.
·
Open tack time adalah
daya rekat awal yang terbentuk ketika perekat mulai ditempelkan.
3.
Kegunaan dan kerugian Perekat (Adhesive)
Secara umum Perekat digunakan untuk
mengikat aneka komponen struktur tertentu secara efektif dan mudah, terlebih
bila pemakaian teknik penyambungan (solder, paku, sekrup) mengakibatkan
distorsi, korosi serta kerusakan lainnya Keuntungan dan Kerugian Menggunakan
Perekat Dari Metode Penyambungan Lainnya
Keuntungannya antara lain :
a.
Memudahkan
penyambungan bentuk yang rumit.
b.
Dapat menyambung
beberapa komponen sekaligus.
c.
Menyambungkan bahan
dengan ketebalan berbeda.
d.
Meminimumkan
penambahan bobot bahan-bahan yang disatukan.
e.
Menyeragamkan
distribusi tekanan pada bahan-bahan yang direkatkan.
f.
Perekat juga
memungkinkan terjadinya produk akhir yang memuaskan, hasil perekatan rapi.
g.
Kekuatan perekat
sering amat tinggi, biayanya ekonomis dibandingkan cara lainnya.
Kerugiannya antara lain
a.
Proses perekatannya
terkadang rumit agar hasilnya baik. Karena perlu persiapan permukaan yg akan
direkatkan, dsb.
b.
Kuat ikatan
optimalnya tidak seketika tercapai sebagaimana pada teknik las.
c.
Perekat kebanyakan
berdaya hantar listrik dan termal kurang baik. Kecuali bila diisi oleh filler
tertentu.
d.
Perekat tidak 100%
tahan panas, dingin, kerusakan organisme, bahan kimia, radiasi dan kondisi
pemakaian ekstrim
4.
Penggunaan Perekat/Adhesive
Untuk Industri Otomotive
Secara garis besar,
terdapat dua macam adhesif yang digunakan pada industri kendaraan bermotor,
yaitu :
a.
The
General-Purpose Trim Adhesives. Merupakan bahan adhesif sintetis ataupun larutan
karet adhesif, pada umumnya digunakan untuk menyatukan bahan-bahan yang terbuat
dari karet, kulit, PVC, vinyl, menyatukan busa dengan logam, kayu, hardboard, dan
bahanbahan kelengkapan interior lainnya. Salah satu bahan general-purposes trim
adhesives yang paling populer adalah solvent-based neoprene adhesive yang
menghasilkan ikatan yang kuat pada bermacam-macam bahan seperti PVC, ABS, kayu,
logam, busa, plastik berlapis, kain, karet, dan hardboard. Kelebihan lain
dimiliki oleh solvent-based neoprene adhesive adalah waktu dihasilkannya ikatan
setelah diaplikasikan berkisar antara lima sampai dengan dua puluh menit (5 –
20 menit), dengan demikian bahan adhesif jenis ini dapat digunakan dengan
metode yang bervariasi. Bahan adhesif lainnya yang juga populer digunakan
adalah solventbased natural rubber solution yang digunakan untuk menyatukan PVC
dengan hardboard ataupun millboard, pada pemasangan interior, misalnya pada
door trim.
b.
The
Metal-To-Metal Adhesives, merupakan bahan adhesif yang digunakan untuk
menyatukan komponen yang terbuat dari bahan logam. Pada pembuatan bodi
kendara-an bermotor secara masal, penggunaan spot welding akan meninggalkan
bekas pada permukaan pelat sehingga diperlukan pengerjaan lanjut sebelum
pelaksanaan proses pengecatan. Hal ini merupakan pemborosan, sehingga
diperlukan adanya penggunaan metode lain yang lebih efisien. Disamping itu,
kebutuhan penggunaan interweld sealer untuk mencegah masuknya air dan
pencegahan korosi di sisi dalam komponen bodi (inter-weld) yang tidak terlapisi
cat pada industri pembuatan bodi kendaraan bermotor mendo-rong dikembangkannya
bahan metal-tometal adhesives.
Bahan
adhesif jenis ini dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu :
1)
Thermoplastic
adhesives, yaitu polyvinyl acetate (PVA), polyvinyl chloride
(PVC), polyvinyl butyral, dan polyvinyl formal. PVA biasa digunakan sebagai
emulsi pada air atau sebagai zat pelarut.
2)
Thermosetting
adhesives, yaitu epoxy adhesives yang dikerjakan panas (satu
komponen), ataupun jenis yang dikerjakan dingin (dua komponen). Epoxy adhesives
dapat digunakan secara luas pada berbagai macam bahan dan menghasilkan ikatan
dengan kekuatan tarik yang kuat. Kekurangannya adalah berkaitan dengan biaya
operasional yang tinggi dan diperlukan permukaan benda kerja yang bersih
sebelum adhesif jenis ini diaplikasikan.
3)
Elastomeric
adhesives. Merupakan jenis adhesif
yang berbasis karet sistetis, seperti polychloroprene atau nitrile rubber,
kaduanya merupakan solvent-based adhesives yang dikerjakan dengan cara
dioleskan atau disemprotkan ke permukaan benda kerja yang akan disatukan.
Segera setelah zat pelarut menguap, kedua permukaan benda kerja disatukan dan
dipress untuk memperoleh ikatan secara instan.
4)
PVC
Plastisol adhesives. Merupakan bahan adhesif metal-tometal yang paling
populer digunakan saat ini. PVC terdiri atas copolymer dalam bentuk serbuk
dengan tambahan penguat, stabiliser dan pigment. Plastisol dikerja-kan secara
panas agar berubah bentuk menjadi gel yang memiliki kekuatan ikatan fisik yang
sangat baik. Kelebihan penggunaan adhesif jenis ini adalah sebagai berikut:
(1)
dihasilkan sambungan yang memiliki kekuatan tarik yang
tinggi dan tidak mudah mengelupas,
(2)
tidak diperlukan pembersihan permukaan benda kerja
sebelum mengaplikasikan adhesif,
(3)
adhesif memiliki daya kelenturan yang baik meskipun
pada temperatur rendah, dan tahan terhadap getaran,
(4)
tidak bereaksi dengan minyak, air, garam, dan zat
kimia ringan lainnya,
(5)
temperatur dan waktu pemanasan yang berlebihan tidak
terlalu mempengaruhi kualitas adhesif, dan
(6)
pengerjaan penyambungan benda kerja tidak memerlukan
alat press, jig ataupun klem.
SEMOGA BERMANFAAT...........:)
mantap
ReplyDeleteTulsi Brass Industries is one of the best and dominant manufacturers and exporters of Brass Precision Components. fastener Spain
ReplyDelete